Puisi: Surat Terakhir Sang Dewa


SURAT  TERAKHIR SANG DEWA

Oleh: Danriris KS

 

Waktu telah menunjukkan jam delapan

Kala ku berbisik di telingamu

“aku akan pergi…, menembus gelap yang melambai-lambai!”

Lirih….

 

Kau hanya tersenyum getir

Mirip yang kulihat ketika ku bercerita

Tentang mimpi membangun bahtera mewah

Di tengah hidup kita yang terengah-engah

 

Aku melangkah melepas dekapan sore tadi

Berat tangan ini membuka

Tapi tubuh kian melayang

Dan senyum getirmu kian mengembang

Dihiasi buliran permata beruntai di sudut jendela

 

Tak banyak yang kuharap dewiku…

Hanya doa agar gelap malam tak memakan putihku

Menghilangkan bekal yang tak seberapa

Semoga angin malam tak membawa nyawaku dalam sesatnya alam semesta

Kuharap cahaya yang setitik itu menuntunku

Menghadap Dia yang telah memanggilku

 

 

2 respons untuk ‘Puisi: Surat Terakhir Sang Dewa

Add yours

Tinggalkan komentar

Blog di WordPress.com.

Atas ↑