CERITA: PRIAKU


Priaku

Manusia memiliki kelemahan, aku adalah manusia yang hidup dengan segala kelemahanku. Apa yang terjadi kalau manusia tidak mempunyai kelemahan. Kelemahanku terkadanga membawa kehancuran dalam diruki sendiri. Kelebihana ada juga dalam diri manusia, apakah kelebihan itu akan selalu membahagiakan? Oh tentu tidak, terkadang kelebihan itu melenakan. Aku hanya seonggok daging yang diberikan kehidupan oleh Tuhan. Aku hanya manusia yang bisa menjalani dan berusaha menggapai impian yang aku gantungkan, hari ini aku merasa terpuruk dengan segala kelemahanku. Aku wanita yang menyukai seorang pria, yang entah apakah dia mempunyai perasaan yang sama sepertiku.
Hari itu, awal tahun 2006, terungkapalah perasaan yang selama ini kau rasakan terhadapku. Aku ragu apakah benar yang kau rasakan. Jujur aku meragukan perkataan seorang pria. Dua bulan kita kenal, kau langsung mengatatakan cinta dengan penuh gelora. Takut, senang, bahagian, bingung bercampur aduk saat itu. aku adalah wanita yang belum pernah menjalin hubungan dengan seorang pria. Dulu aku menyukai seorang pria tapi aku tidak tahu entah di mana pria itu sekarang berada. Sekarang, aku sekarang ini jatuh cinta dengan seorang pria yang aku kenal dua bulan yang lalu. Awalnya aku tidak punya perasaan apa-apa terhadapnya tapi sekarang aku benar-benar jatuh dan terpuruk di depannya. Perasaanku yang terkadang tidak dapat kukendalikan. Aku takut kehilangan dia, awal yang indaha dari semua perkataan yang ia ungkapkan kepada kini perlahan-lahan mulai hilang. Sapaan lembut penuh cinta mulai sirna. Priaku apakah telah hilang semua perasaanmu kepadaku? Aku adalah wanita yang taku tkehilangan semua yang telah menjadi bagian dari kehidupanku. Sekarang aku bingung ke mana langkah kaki akan kubawa. Aku disini sekarang sendiri, sunyi, hanya gudah gulana yang ada dalam kalbuku.
Tuhan salahkah hamba-Mu ini telah memiliki rasa cinta terhadap seorang pria? Cinta, apa itu cinta? Penderitaan yang kurasakan. Pria kenapa kau masuk dalam hidupku alu dengan seenak hatimu kau akan pergi dari hatiku dengan segenap luka menganga yang tak tahu kapan bisa merapat lagi.

Apakah salah?
Ya apakah semua yang telah kulakukan adalah suatu kesalahan. Mencintai, menyayangi, mengasihi seorang pria yang telah membuat terlena dengan perhataian dan sapaan lembutnya. Aku mencintaimu karena sapaan lembutmu, aku mengasihimu karena pancaran jiwamu, aku menyayangimu karena ketulusanmu dulu. Sekarang, apakah masih sama? Oh tentu tidak, kau telah bosan denganku. Semua kelemahan dalam diriku sudah kau ketahui. Sedikit demi sedikit akan terbentuk tembok yang akan memisahkanku denganmu, kau telah mulai membangun tembok itu. Aku akan terbelenggu di balik tembok yang mulai kau bangun. Akankah aku dapat menembus temok itu? Kalau pun dapat kutembus, aku hanya mampu menembus tembok itu saja, tapi aku tidak mampu menembus perasaanmu.

Kemana kaki akan kulangkahkan?
Aku bingung, bimbang, ragu, kecewa. Impianku dulu, sekarang sedikit demi sedikit mulai mengabur, angan-anganku untuk dapat bersanding denganmu mulai menjauh.

Tinggalkan komentar

Blog di WordPress.com.

Atas ↑